aswinauin
Tuesday, January 1, 2013
Perkembangan informasi geografi di Indonesia
Berkembang pesat
sejalan dengan
berkembangnya teknologi Information and Communication Technology (ICT). Hal lain adalah tumbuhnya kesadaran akan
pentingnya pemecahan suatu masalah dengan memanfaatkan data dan informasi geospasial (geospatial awareness) disamping munculnya kesadaran bahwa di Indonesia khususnya, banyak
terjadi bencana alam (disaster awareness). Namun
kondisi perkembangan tersebut kurang begitu
kondusif dikarenakan koordinasi dan
organisasai yang sangat lemah.
Perkembangan GeoInformatik di Indonesia masa akan datang
Adanya
kerjasama yang sinergis guna terciptanya infrastruktur informasi Geografis yang
andal, sebagai landasan tersedianya informasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup bagi pembangunan.
Tuesday, December 25, 2012
SATELIT GOSAT
Dengan diluncurkanya satelit
Gosat tahun 2009 maka era baru pengukuran fluks karbon di atmosfer telah
dimulai. Secara spatial satelit Gosat akan mengukur fluks gas karbon (termasuk
CH4 dan aerosol) dalam tataran regional hingga continental dan skala temporal dari
sinoptik hingga interannual. Dalam kaitannya dengan pengukuran lainnya maka
satelit Gosat dapat di komparasikan dengan pengukuran lapisan batas atmosfer
skala regional dan jaringan pengukuran karbon skala kontinen. Sedangkan secara
temporal beberapa pengukuran seperti karbon chamber, pengukuran tower, lapisan
batas atmosfer, jaringan AWS dan studi ekologi dapat dikomparasikan dengan
Gosat. Untuk mengetahui state of the Art dari GOSAT maka yang perlu dipahami
adalah parameter apa saja yang diukur Gosat, pemrosesan data standard an
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
2.4.1
Parameter
yang diukur oleh GOSAT
Satelit Gosat membawa dua sensor
utama yaitu sensor gas rumah kaca yang dinamakan (TANSO-FTS) yang merupakan
singkatan dari Thermal And Near infrared Sensor for carbon Observation-Fourier
Transform Spectrometer dan sensor gas rumah kaca lain yaitu CAI yang merupakan
singkatan dari Cloud and Aerosol Imager. FTS dan CAI mempunyai beberapa kanal
yang cocok dipakai untuk penginderaah jauh awan yaitu 0.758-0.773, 1.55-1.85,
1.98-2.08, dan 5.5-14.3 m untuk kanal FTS dan 0.38, 0.674,0.870, 1.6 m untuk
kanal CAI.
2.4.2
Penelitian
yang telah dilakukan
Sejak diluncurkannya, dari tahun
2009 sampai 2010 telah dilakukan
penelitian sebanyak 30 buah yang diklasifikasikan dalam tiga topic yaitu
pengembangan algoritma, verifikasi dan penerapan. Pada tahun 2011 telah masuk
sebanyak lima belas proposal penelian yang meliputi ketiga bidang tadi.
Beberapa hasil penelitian disarikan berikut ini.
Thomas Wagner dari MPI for
Chemistry German mengimprove algoritme yang sudah ada dengan membandingkan
dengan pengukuran lapangan untuk parameter awan, aerosol dan albedo. Dari data
lapangan mereka menentukan spectrum karbon, aerosol dan awan (Foureir Tranform
Spectrometer (FTS) dan Cloud Aerosol Imager (CAI) ) dan dibandingkan dengan
spectrum GOSAT. Mereka mendapatkan hasil yang cukup baik. Lebih lanjut I. Sano
dkk mengembangkan algoritme untuk mengekstraksi sifat aerosol dari data Gosat
dengan menggunakan data observasi lapangan.
Data lapangan yan dipakai adalah eksperimen Polder dan Parasol. Hasil menunjukkan kesesuaian yang cukup baik
antara data Gosat, Polder dan Parasol serta dibandingkan pula dengan simulasi
aerosol transport model. Makiko Mukai dari JAXA mengunakan data Gosat untuk
mengimprove inventarisasi emisi aerosol berdasarkan model simulasi aerosol yang
dikenal dengan aerosol transport-radiation model SPRINTATS dimana model ini
dibangkitkan oleh Atmospheric Global Circulation Model (AGCM) yan di kembangkan
oleh JAMSTEC. Dengan model ini maka perilaku aerosol global dapat diyakini
lebih sesuai dengan kenyataan.
Penerapan Gosat dalam bidang
kehutanan telah dilakukan oleh H. Yamamoto dari NIAIST Japan. Index vegetasi
yang pada umumnya diturunkan dari satelit AVHRR/NOAA atau Modis. Dengan
prosedur yang mirip, Yamamoto menggunakan kanal near-UV band sensor CAI pada
Gosat. Hasil ini belum direport karena masih dalam penelitian. Penerapan Gosat
yang lain adalah dengan kanal FTS ntuk memonitor daerah urban atau dikenal
dengan nama “Urban Heat Land”. Data FTS digunakan untuk memonitor distribusi
spatial data karbon dioksida di daerah urban dan mencoba untuk mengektrak gas
CO2 akibat antropogenik. Penerapan
monitoring gas rumah kaca di daerah produksi oil sand di kanada dilakukan oleh
Petr Musilek. Disini parameter yang
digunakan adalah gas methane (CH4). Metode yang digunakan adalah membandingkan
data Gosat dengan pengkuran dilapangan secara akurat. Monitoring gas rumah kaca
dalam hal ini CO2 dan CH4 di kota-kota besar dengan data Gosat dilakukan oleh
Maksyutov dari NIES, Japan. Metode yang dilakukan adalah membandingkan data
Gosat dengan daerah studi terutama di daerah dengan tingkat emisi yang tinggi
dan emisi diperlakukan sebagai sumber titik. Sejauh ini penelitian dengan Gosat
untuk bidang kehutuanan masih sangat minim dan masih merupakan buku terbuka.
Monday, December 24, 2012
SIG
Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Budiyanto, 2002).
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis (Budiyanto, 2002).
Subscribe to:
Posts (Atom)